Senin, 10 Oktober 2016

Sopi, Minuman Keras Rote, Sang Penyempurna Adat

Bagi orang Rote asli, jenis minuman keras (miras) yang satu ini tidak asing lagi, SOPI. Minuman yang hampir selalu tersedia di setiap rumah akan selalu menemani setiap perkumpulan 3-4 orang.
Bahan dasar pembuatan sopi adalah Gula Cair atau Gula Rote (dan yang sejenis dengannya). Gula cair itu dicampur dengan air lalu ditampung dalam sebuah wadah (biasanya drum) yang sudah berisi akar-akar atau potongan pohon laru dan dibiarkan selama 2-3 hari dalam keadaan tertutup. Ini adalah proses semacam fermentasi air gula (gula cair yang sudah dicampur air) menjadi laru.

Proses fermentasi gula menjadi laru
Setelah proses fermentasi selesai, laru dipindahkan ke wadah drum lain untuk siap dimasak. Karena dimasak maka tentunya ada uap dari laru tersebut. Uap tersebut diarahkan dengan cara drum dilubangi di bagian atasnya lalu ditutupi lagi sedemikian rupa sehingga tidak ada uap yang terbuang. Uap akan terkumpul lalu dialirkan melalui pipa tembaga yang nantinya akan ditampung pada botol atau wadah plastik lainnya. Supaya uap laru itu bisa cepat menjadi cair, maka pipa tembaga harus tetap dalam keadaan dingin dengan cara sambungkan dengan wadah masak melalui batang pohon kelapa atau lontar yang terus dialiri air.
Uap air yang berhasil ditampung itu adalah sopi. Tampungan 5 liter pertama adalah yang paling "keras" kualitasnya, atau biasa disebut Sopi Kepala, lalu akan berkuarang kualitasnya tiap 5 liter berikutnya, hingga mencapai 25 liter. 15 liter gula cair bisa menghasilkan 25 liter Sopi.
Berdasarkan suatu sumber, kadar alkohol dalam minuman ini mencapai 47%. (https://dians999.wordpress.com/2012/10/09/pulau-rote-tuak-gula-aer-laru-sopi/)
Karena yang diambil hanyalah uap laru, maka laru itu sendiri akan menjadi limbah yang nantinya akan dibuang. 

Itulah proses untuk menghasilkan minuman keras SOPI

Minggu, 09 Oktober 2016

Proses pembuatan Gula Rote.

Gula Lempeng Rote
Gula Cair Rote


Bagi anda yang belum tau proses pembuatan gula rote, berikut saya bagikan secara singkat

Melalui beberapa tahap pekerjaan yang dilakukan oleh produsen; dalam hal ini petani, pohon tuak (lontar) baru bisa menghasilkan "air" yang dikenal sebagai nektar atau nira atau disebut "tua matak"


Pohon lontar dipilih oleh sang petani. Para petani gula ini sudah sangat mahir dalam menentukan pohon mana yang akan dijadikan sumber. Setelah itu, dilanjutkan dengan pekerjaan yang dalam bahasa Rote disebut "ka'bi" atau "a'bi' yaitu proses semacam memeras  'buah' lontar menggunakan penjepit dari kayu. (lihat gambar) hingga dirasa cukup lalu 'buah' lontar tadi diikat tiap kumpul menjadi satu dan mulai diiris/disayat tipis pada bagian ujungnya.
Proses "ka'bi" untuk membuat buah lontar menghasilkan nira
Proses seperti pada gambar adalah contoh, pekerjaan ini dilakukan di atas pohon lontar

Gambar berikut adalah 'buah' dari pohon lontar. Keduanya bisa menghasilkan tua matak













Setelah proses itu, sehari atau dua hari setelahnya para petani akan melihat ciri-ciri dari sayatan yang dibuat sebelumnya apakah ada nira yang menetes atau tidak. Jika ya maka proses selanjutnya adalah menyiapkan wadah penadah tua matak yang disebut haik. Haik ini dipasang sedemikian rupa sehingga dapat menampung nira yang menetes dari sayatan tadi. Biasanya haik ini diletakkan dalam "kapisak" (Rote) sehingga terlindungi.
Haik yang dipakai untuk menampung nira dari sayatan  berukuran kecil, sedangkan yang dipakai untuk mengambil tampungan nira di haik kecil itu biasanya dipakai  yang lebih besar.
Tidak selamanya wadah penampung menggunakan haik dan kapisak, ada juga yang menggunakan wadah lain berbahan plastik, seperti botol, ember dan lain sebagainya.

Haik besar (gantung) dan haik kecil dalam Kapisak
Haik
Setelah semua proses itu, nira akan terus menetes dari sayatan tersebut sedikit demi sedikit ke haik tampungan. Para petani biasanya  dua kali sehari (pagi & sore) melakukan penyadapan (mengambil) nira dari satu pohon. satu pohon biasanya ada 3-5 haik penampung.

Nira hasil sadapan dari  setiap pohon dikumpulkan di satu lokasi lalu dimasak hingga berubah warna dari putih susu  menjadi merah kecoklatan lalu diangkat dan ditampung dalam wadah.
Nira yang sudah dimasak tadi adalah gula cair rote. Nah gula cair itu sudah siap dipakai untuk keperluan sehari-hari. Nira yang belum dimasak juga bisa diminum langsung

Proses memasak nira menjadi gula cair
Proses memasak nira menjadi gula cair

Demikian penjelasan singkat proses pembuatan Gula Rote. Silahkan komentar jika ada yang ingin ditanyakan atau dikoreksi. Terima kasih

**mohon maaf jika terjadi kesamaan gambar dan nama atau lokasi. 


Rabu, 07 September 2016

Gambaran umum Tilonisi

Kabar Tilonisi
Kalau bicara tentang Dusun Tilonisi, mungkin anda sama sekali belum pernah mendengarnya sekalipun anda orang Rote. Nah berikut penjelasan singkat.
Dusun Tilonisi berada di wilayah Desa Holoama, Kecamatan Lobalain Kabupaten Rote Ndao, berada di sebelah Barat Daya Kota Baa. Dusun dengan jarak sekitar 6,5 km dan bisa ditempuh dalam waktu 15 menit tanpa macet dari kota Baa atau dari pelabuhan Baa. Koordinat dusun Tilonisi: 10°45'58.6"S 123°01'37.3"E atau bagi pengguna google maps anda bisa pakai koordinat ini: -10.766279, 123.027036, koordinat ini adalah rumah Kepala Dusun Tilonisi pada tahun 2016

Wilayah dusun Tilonisi.

http://aroundguides.com/29110928/Map

Wilayah Tilonsi sendiri dibagi atas beberapa bagian lagi antaralain; Kota Bafa, La’u Hi’u, Lode Ata, Nggolo Beuk (Indonesia: Kampung Baru), Lifu Bei, Solusae, Hau Oe. Sebelah Timur Laut: Perbatasan antara Kota Bafa dan Dusun Nunuama, sebelah Barat Laut: Perbatasan antara Solusae dan desa Tuanatuk, sebelah Barat Daya: Perbatasan Lode Ata dan dusun Mondo, sebelah Tenggara: Perbatasan antara Hau Oe dan daerah Oe Lala. La’u Hi’u sendiri berada di Tengah.

Pekerjaan sehari-hari warganya adalah bertani dan berkebun. Rata-rata tiap rumah memilik 1-2 lahan sawah. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mereka menjual hasil-hasil pertanian, kerajinan tangan dan lain-lain.
Pada beberapa tahun sebelumnya, Tilonisi sempat memproduksi topi Tiilangga, sekarang ini tidak lagi kerena yang bisa memproduksi sudah meniggal.
·         Hasil Pertanian: Padi (dominan) jagung, ubi (ketela pohon/singkong) ubi jalar, ubi talas, sayuran (kangkung, sawi, tomat, kelor), sayuran kacang (kacang panjang, buncis, kacang turis/gude, dll), gula rote, gula lempeng
·         Kebudayaan: Musik Gong, Sasando, dan produksi Tiilangga
·         Minuman keras: Sopi, Laru
·         Agama: Kristen
SMK Negeri 1 Lobalain terletak di Dusun Tilonisi.


Waiting for update